Dosen FT UPB Ajak Generasi Z Olah Sampah Plastik Jadi Peluang Usaha

 

PONTIANAK – POST KOTA : Dosen Fakultas Teknik Universitas Panca Bhakti Pontianak (FT UPB) mengajak Generazi Z mengolah sampah plastik menjadi peluang usaha. Hal ini terungkap dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di SMK N 4 Pontianak, 1 Februari 2024 lalu. PKM ini bekerja sama dengan ADZ Plasticindo.

“Dalam era dinamis ini, tantangan lingkungan semakin mendesak, dan limbah plastik menjadi salah satu masalah utama yang memerlukan perhatian serius. Kota Pontianak memproduksi sampah hingga 400 ton per hari,” kata Ketua PKM FT UPB, Ika Muthya Anggraini ST MPH di kampusnya, Senin (12/2/2024).

Lanjut Ika-sapaan akrabnya, untuk mengatasi masalah ini diperlukan tindakan kolektif. Salah satunya dengan upaya sosialisasi upaya pengolahan limbah berkolaborasi antara pihak akademisi dengan para pelaku usaha di bidang pengolahan sampah atau social entrepreneur. “Fokus utama kegiatan ini adalah melibatkan Generasi Z. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak Generasi Z untuk terlibat aktif dalam pengelolaan limbah plastik, diharapkan peserta dapat melihat limbah sebagai sumber daya yang dapat diolah menjadi produk kreatif dengan nilai ekonomi tinggi,” jelas Ika didampingi anggota PKM lainnya, Hezliana Syahwanti SSi, M Si, dan Muji Listyo Widodo ST, M Si.
Generasi Z yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah siswa OSIS SMK N 4 Pontianak. OSIS sendiri memiliki peranan sebagai wadah dalam melatih kepemimpinan dan ekstrakulikuler, sabagai penggerak dan motivator dan bersifat preventif.

Penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini melatih siswa-siswa OSIS sebagai penggerak dan motivator dalam pengelolaan limbah plastik. Siswa-Siswa OSIS merupakan perwakilan dari kelas X hingga kelas XII yang memiliki rentang umur 15 hingga 18 tahun.
Ditambahkan, Hezliana, PKM ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu Pre test, Sosialiasi, Post Test. Kegiatan diawali dengan membagikan kuisioner untuk mengetahui kondisi awal, dapat dilakukan perbandingan dengan hasil post-test untuk mengevaluasi dampak yang telah dicapai. “Kita membagikan kuisioner awal untuk menilai pengetahuan responden terkait sampah plastik dan gaya hidup. Pada tahap sosialiasi dibagi menjadi dua pemateri. Pemateri pertama sosialisasi upaya pengelolaan sampah plastik dari dosen,” ungkap Hezliana.

Akademisi dalam hal ini dosen Program Studi Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan. Pada sesi ini memberikan pengetahuan terkait sampah, upaya pengelolaan sampah dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sosialisasi tentang bahaya dan dampak sampah plastik memiliki tujuan utama untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai masalah lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan plastik. Kemudian, meningkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Pemateri kedua, sosialiasi dari entrepreneur sosial melalui inspirasi contoh sukses dari ADZ Plasticindo. Perusahaan ini digerakkan oleh Vernandhio Diciptareza Nugraha, Fitra Aprizaldy dan Nauval Tri Pramadella. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2021, bergerak di bidang pemanfaatan limbah sampah plastik. Kemudian, diolah menjadi bahan mentah untuk mensuplai kebutuhan bahan baku di perusahaan industri daur ulang plastik.

“Mereka memadukan prinsip-prinsip bisnis dengan visi dan misi yang berfokus pada penyelesaian masalah sosial atau lingkungan. Kesimpulan dari hasil evaluasi kegiatan ini adalah terjadi perubahan positif dari para peserta PKM. Hal lain lagi membantu dalam perencanaan dan pengembangan kegiatan berikutnya,” tambah Muji Listyo Widodo.
Ditambahkannya, keberhasilan pelaksanaan PKM ini ditujukkan dari beberapa keberlanjutan program antara mitra dengan pelaku usaha serta peningkatan jiwa kewirausahan siswa sekolah.

Adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah sekolah membentuk ekstrakulikuler pengolahan sampah, OSIS sebagai penggerak pengolahan sampah di sekolah. Kemudian, sekolah mendapatkan pemasukan dari pelaku usaha sebagai Bank Sampah.

“Sekolah mendapatkan pembinaan cara melakukan usaha berkerja sama dengan pihak pelaku usaha. Sekolah menjadi role model untuk sekolah lainnya melalui Dinas Pendidikan,” tutup Muji.

ROS.


Write a Reply or Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *