Penulis RJ
Kata cebok agak jorok ya. Untuk membersihkan sisa kotoran habis ee, cebok namanya. Saya tergelitik ada akun mengunggah pesan “Hari Cebok Nasional” Apa maksudnya? Mengapa muncul kata cebok? Apa sebabnya?
Ungkapan itu muncul esoknya setelah Debat Capres kedua. Saya coba baca, oh ternyata banyak akun membela junjungannya. Ada capres salah data. Oleh para pendukungnya dibela, dibenarkan, diluruskan. Dengan cara ini, data salah bisa benar. Semua kotoran harus dibersihkan sampai kinclong. Dari sinilah muncul “Hari Cebok Nasional”
Mulai paham kan kenapa muncul istilah itu. Masing-masing capres dan cawapres punya pendukung atau fans. Tak sekadar mendukung tapi juga jadi pembela. Di mata pendukung dan pembela, capres itu sudah dianggap “nabi” sedikit lagi dianggap “tuhan” Maksudnya, apa pun yang dikatakan dan dilakukan sang kandidat semuanya benar. Kalau pun ada yang salah atau janggal, cepat dicebokin agar menjadi bersih. Digosok lagi agar mengkilat bak emas diterpa sinar mentari pagi.
Itu di mata pendukung dan pembela, bagaimana di mata lawan politiknya. Semua dianggap salah, tidak benar, merampot (ngawur). Kalau tadi dianggap nabi, sementara bagi lawan, tak lebih dari penghuni kebun binatang. Ingat ndak ibu yang meriaki 01 saat Debat Capres dengan kata tak beradab. Itu hanya gambaran kecil. Tidak ada yang baik di mata lawan politik. Semua jelek dan buruk.
Sekarang kita sedang memasuki era di mana sangat sulit membedakan benar atau salah, asli atau palsu, sesuai fakta atau editan, valid atau hoax. Jangankan orang awam, kadang kaum intelektual saja banyak percaya atau termakan hoax. Lebih kerennya tukang edit bisa memanipulasi dan memotong video sesuai selera sehingga pesan utuh dalam video menjadi kabur. Kadang terkesan negatif. Akibat pemotongan ini tak jarang orang dalam video itu masuk penjara, didemo, dihujat, dan dibully.
Selain itu juga kita memasuki era disrupsi informasi. Era melimpahnya informasi yang masuk ke Hp kita. Begitu buka Hp, ada puluhan informasi masuk bersamaan. Tak dicari atau diminta saja informasi terkini masuk dengan deras. Apalagi diminta. Di balik disrupsi informasi ada sisi negatifnya lho. Negatifnya: banyak informasi yang tidak benar dan sudah dimanipulasi. Salah satunya berita palsu atau hoax yang tiada henti selalu ada. Disrupsi informasi juga meningkatkan risiko adiksi teknologi, salah satu di dalam toilet pun buka Hp, ayo ngaku, hehehe.
Di sinilah pentingnya kecerdasan, kehati-hatian, kecermatan dalam mendapatkan informasi. Ada baiknya terapkan check and recheck, saring sebelum sharing. Langkah terbaik lagi, jual Hp atau kembali ke Hp jadul, hehehe. Intinya, jangan mudah percaya begitu saja segala informasi yang masuk.
“Kebenaran bisa disalahkan, tapi tak bisa dikalahkan.” Saya suka ungkapan ini. Ada juga ungkapan, “Sepandai-pandai menyembunyikan bangkai, suatu saat akan tercium juga.” Kotoran tetaplah kotoran. Emas tetap emas walau di dalam kubangan lumpur.
#camanewak