PERNAH ndak dengar orang marah, memaki, lalu ngumpat, “Dasar berengsek tolol. Dasar penyuka film bokep. Dasar anak ingusan. Dasar a**ing. Dasar penipu. Dasar pembohong. Dasar..dasar..!” Orang yang dimaki seperti orang jahat, orang paling hina di dunia. Padahal, yang dimaki itu pejabat publik, punya power, dan punya pengaruh besar. Sementara si tukang maki hanya orang biasa, hidup dari belas kasihan. Orang yang dimaki jahat itu ternyata jauh lebih sukses, lebih bermanfaat dari si tukang maki. Benarkah orang jahat lebih sukses dari orang baik?
Sebelum saya jawab, ngingatkan bahwa malam ini Timnas vs Jepang wak. Jangan lupa nonton sebagai bentuk dukungan pada Timnas. Lanjut sambil ngopi bacanya.
Pertanyaan kenapa orang jahat lebih sukses, sering muncul di tengah masyarakat. Kita sering melihat orang-orang yang jahat, kejam, dan tidak bermoral justru lebih sukses dalam hidup. Mereka bisa meraih kekayaan, kekuasaan, dan popularitas. Sementara itu, orang-orang yang baik hati, jujur, dan adil justru sering mengalami kesulitan dalam hidup.
Ada beberapa alasan yang bisa menjelaskan mengapa orang jahat lebih sukses. Salah satu alasannya adalah karena mereka memiliki kepribadian yang disebut dengan _dark triad_ . Istilah ini digunakan untuk menggambarkan tiga kepribadian yang berkaitan dengan perilaku jahat, yaitu _narsisisme, machiavellianisme, dan psikopatis._
Narsisis, orang yang memiliki rasa percaya diri yang berlebihan, egois, dan mementingkan diri sendiri. Machiavellianis, orang yang manipulatif, cerdik, dan tidak bermoral. Psikopat, orang yang tidak memiliki empati, tidak merasa bersalah, dan tidak memiliki rasa takut. Sampai di sini paham ya..!
Orang-orang dengan kepribadian dark triad memiliki beberapa karakteristik yang menguntungkan dalam dunia bisnis dan politik. Mereka cenderung lebih percaya diri, agresif, dan berani mengambil risiko. Mereka juga lebih pandai manipulasi dan memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan mereka. Percaya diri agresif, dan tak peduli risiko, main hajar. Semua harus bisa ditaklukkan baik dengan ancaman jabatan, mutasi, dipecat, atau dikriminalisasi. Terserah dibilang jahat, yang penting sukses duduk lama di tampuk kekuasaan. Orang jahat bisa mengendalikan siapapun kalau sudah berkuasa.
Selain kepribadian, lingkungan juga bisa berperan dalam kesuksesan orang jahat. Lingkungan yang kompetitif dan tidak etis bisa mendorong orang-orang untuk menjadi lebih jahat. Banyaknya orang dalam (ordal), korupsi terang-terangan, hukum tajam ke bawah tumpul ke atas, semua lancar kalau ada fee, contoh lingkungan membuat orang jahat berkembang biak. Dalam lingkungan seperti ini, orang-orang yang baik hati dan adil justru sering menjadi korban.
Tentu saja, tidak semua orang jahat pasti sukses. Ada juga orang-orang jahat yang gagal dalam hidup. Namun, secara umum, orang-orang dengan kepribadian dark triad memang memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses.
Lantas, apa yang harus kita lakukan jika kita melihat orang jahat lebih sukses? Kita tidak perlu iri atau marah. Kita harus tetap fokus pada kebaikan dan kebenaran. Kita juga harus berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik, baik dari segi kepribadian maupun perilaku.
Berikut adalah beberapa tips untuk menjadi orang yang lebih baik:
1. Kembangkan sifat empati dan kasih sayang.
2. Beranilah untuk melakukan hal yang benar, meskipun sulit.
3.Bersabarlah dan jangan menyerah untuk mencapai tujuan yang baik.
Dengan terus berusaha menjadi orang yang lebih baik, kita akan menemukan kesuksesan yang sesungguhnya, yaitu kesuksesan yang didasarkan pada kebaikan dan kebenaran.
Gitu wak. Apakah ente orang jahat atau baik? Saya ngaku orang baik sajalah walau bisanya ngopi di emperan pasar.
#camanewak