Foto ; ilustrasi
Oleh Rosadi Jamani
Ada dua kejadian aneh di ujung tahun. Surat suara tercoblos di Taipeh dan penangkapan salah satu jubir Timnas AMIN, Indra Charismiadji. Apakah ini murni atau konspirasi. Tinggi amat bahasanya wak, hehehe.
Pilpres masih dalam tahap kampanye. Masih sebulan lebih baru nyoblos. KPU memang sedang mendistribusikan suara suara ke seluruh pelosok. Termasuklah ke luar negeri. Masalahnya, kenapa tercoblos duluan. Aneh kan? Ya, memang aneh. Untungnya, KPU cepat sidang pleno, semua surat suara di Taipeh itu dianggap rusak alias tak dihitung. Segera diganti. Sampai di sini, apakah kecurigaan publik hilang. Ternyata tidak. “Itu yang ketahuan, bagaimana kalau tidak ketahuan. Sah semua surat suara tercoblos itu,” julid netizen.
Lihat sisi positifnya, seandainya tak ada yang memvideokan surat suara itu, apa yang akan terjadi. Semua terlihat normal, biasa saja, tak ada pelanggaran. Lolos tu barang. Untung ada orang yang tak mau Pilpres dikotori dengan kecurangan. Satu video bisa meluruskan indikasi kecurangan. Lantas, siapa orang yang mencoblosnya. Pertanyaan ini sepertinya belum terjawab. Saya yakin, hanya jadi misteri. Ia akan berlalu begitu saja.
Berikutnya soal penangkapan caleg Partai Nasdem, Indra Charismiadji oleh kejaksaan. Penangkapan ini tentu menjadi pukulan berat bagi Timnas AMIN.
“Itu yang kami pertanyakan, itu kan sudah disampaikan oleh Jaksa Agung pada waktu itu. Jadi semua caleg, capres, cawapres yang semua masuk dalam kontestasi (Pemilu 2024), kasus-kasus hukumnya ditangguhkan dulu selama proses kampanye. Ini ada apa?” kataTim Hukum Timnas Amin, Ari Yusuf Amir saat konferensi pers di markas pemenangan Timnas Amin, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/12/2023). Ini saya kutip dari kompas.com.
Timnas AMIN bertanya, ada apa ini? Pertanyaan itu ditujukan ke siapa, dan siapa yang akan menjawab. Misteri lagi. Sama misterinya kenapa Asiang tak pakai baju saat nyeduh kopi, hehehe.
Dilihat dari kaca mata politik, penangkapan Indra jelas merugikan kubu 01. Sedikit banyak akan berpengaruh pada pamor pasangan 01 dan Partai Nasdem. Dua menteri asal Nasdem sepertinya belum cukup dihancurkan popularitasnya. Sekarang diincar kader plus tim pemenangan 01. Menggunakan instrumen hukum untuk menjatuhkan lawan politik. Ini namanya tidak fair. Ibarat main sepakbola, wasitnya disogok agar meniup pluit di kotak penalti. Tafsir politik bisa macam-macam. Seperti lautan yang tidak bertepi.
Berbeda bila dilihat dari sisi hukum. Siapapun melanggar hukum, harus ditangkap. Mau ia jubir, caleg, polisi, hakim, tukang ongol-ongol, bahkan presiden sekalipun, bila melanggar hukum, wajib diproses. Ditangkap bila perlu. Tak ada yang kebal hukum di negeri ini. Betul begitu ya. Bila itu murni pelanggaran hukum, monggo ditangkap. Namun, bila itu sebuah konspirasi hanya menjatuhkan lawan politik, menjadi aneh. Harun Masiku saja belum bisa ditangkap dan menjadi misteri sampai saat ini. Cantik kalau difilmkan kisah pelarian Harun Masiku ni, mirip Edward Snoden dikejar CIA. Lagi-lagi misteri ya.
Apakah kejadian di atas itu murni atau konspirasi? Mau nanya siapa wak, kalau saya tak bisa jawab, karena kopi secangkir sudah habis ni. Silakanlah dijawab kalau memang mau dijawab.
#camanewak