Perjuangan Kempeskan Perut

 

Memang tidak gampang. Butuh perjuangan dan pengorbanan besar untuk mengempeskan perut. Beda dengan ngempeskan dompet. Masuk ke Shopee hitungan menit langsung kempes. Ngempeskan perut butuh waktu cukup lama. Konsistensi adalah kuncinya.

Hari minggu, rehat sejenak wak dari obrolan politik. Kita bicara olahraga saja. Libur waktu paling pas bakar lemak, memompa keringat. Pagi tadi jalan kaki plus sedikit jogging. Dari rumah menuju Pasar Rakyat. Sekitar dua kilometer.

Pakai sepatu ket, topi, jaket parasut, celana olahraga. Tak ketinggalan HP dan dompet. Go…jalan. Menyusuri jalan komplek sampai jalan utama. Keringat mulai membasahi baju. Terus jalan dan sekali-kali jogging.

Sampai juga di Pasar Rakyat. Belanja untuk masak. Saya tu paling suka masak. Maklum dulu pernah bekerja di rumah makan di Jakarta. Kali ini mau masak shabu-shabu ala Melayu. Beli udang wangkang besar, cumi-cumi, dan ikan kakap. Cukuplah. Lalu, sayurannya beli salada, sawi keriting, sawi putih. Tahu Singkawang tak lupa. Bumbunya ada bawang bombai, bawang merah dan putih, jahe, serai, lada, cabe rawit. Ada tambahan kaldu sapi dan minyak wijen serta kaldu jamur. Dirasa cukup, lanjut jalan kaki sambing bawa tentengan.

Di jalan ketemu Sambal Kepah dari Peniti. Sambalnya sudah dalam bentuk kemasan. Bisa langsung dimakan. Beli, masukkan dalam tentengan tadi. Berjalan terus dan terus berjalan. Keringat tak henti bercucuran. Sampai juga di rumah. Olahraga dapat. Belanjaan pun dapat. Next, kita masak.

Kenapa harus masak shabu-shabu? Saya menilai sangat menyehatkan karena banyak sayuran dan seafood. Banyak serat juga. Masak nasi dulu. Lanjut masak shabu-shabu ala Melayu. Masaknya model campak-campak atau lempar-lempar, tanpa digoreng atau tumis. Alasannya, untuk menghindari minyak saja.

Panaskan air secukupnya, laku semua bumbu tadi dimasukkan. Terlebih dahulu udang dan cumi direbus untuk menghilangkan amis. Setelah bumbu masuk, barulah masukkan udang, cumi, ikan, dan tahu. Terakhir sayuran. Cukup 20 menit masak, selesai.

Saatnya makan bersama keluarga. Nasi panas, shabu-shabu Melayu, dan Sambal Kepah. Makyos wak. Keringat yang sudah kering keluar lagi.

Badan bugar dan penghuni perutpun hidup tenteram. Selanjutnya, istirahat ya sambil nonton google tv lihat-lihat apa yang terjadi di negeri ini. Sorenya rencana hiling-hiling. Cari kafe baru sekalian nongki. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan kawan.

Kembali soal perut, di umur 45 ke atas, siapapun dia perutnya mulai melebar. Maklum, di usia itu sedang di puncak karier. Rata-rata sibuk sehingga lupa olahraga. Makan jalan terus, sementara keluar keringat jarang. Over kalori. Wajar apabila perut membuncit. Saya mengalami obesitas. Untungnya cepat tobat. Sejak puasa 2023 lalu start dan mulai intensif olahraga. Dari 98 sekarang menjadi 80 kg. Bentar lagi puasa, tandanya akan setahun. Target 70 kg. Dulu jadi manusia XXXL, sekarang sudah L. Begitulah perjuangan saya mengempeskan perut. Penuh perjuangan dan pantang menyerah.

#camanewak


Write a Reply or Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *