Kalbar Targetkan THN 2024 Angka stunting Berada di 14%

POSTKOTAPONTIANAK.COM

 

PONTIANAK – Tingginya angka stunting di Kalbar yang mencapai 29,8% melebihi angka stunting nasional 24% menjadi perhatian serius Pemprov Kalbar. Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan menegaskan dalam konferensi persnya 14/3 di Hotel Mercure Pontianak, bahwa Kalbar menargetkan ditahun 2024 angka stunting di 14%.

“Target stunting kita di angka 14% tahun 2024, jadi masih ada dua tahun waktu kita. Kita akan mengaktifkan 14 Kabupaten/Kota yang ada. Selain itu kita juga akan melibatkan instansi lain seperti TNI dan Polri dalam mengatasi stunting ini. Kemudian juga mengajak seluruh statek holder yang ada, seperti PKK dan post Yandu dsb.”Jelas Wagub.

Mantan Bupati Kabupaten Mempawah dua periode ini mengaku dirinya yakin, dengan kerja keroyokan, target 14% akan bisa dicapai.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo berjanji bahwa pihaknya akan mengerucutkan bantuan pangan dan nontunai kepada keluarga keluarga berisiko melahirkan stunting.
“Data yang kita bawa sekarang di Kalbar ada data berisiko tinggi melahirkan anak stunting. Kita ada data, menyikapi dengan minyak dengan minyak goreng, bantuan pangan, dan non tunai akan kita kerucutkan, sasarannya untuk mereka yang berisiko melahirkan anak stunting.” Jelasnya.

Di tempat yang sama, Bupati Kabupaten Landak, Karolin Margret Natasa mengatakan bahwa penyebab stunting bukan hanya karena persoalan ekonomi saja, tapi pengetahuan ibu juga sangat memegang peranan penting dalam mengatasi masalah stunting.
“Itu kita buktikan di Kabupaten Landak dan kita punya datanya.” “Jelas Karolin.

 

Member Of Dewan Pers

 

“Apa itu pengetahuan ibu, yang pertama inisiasi menyusui dini belum bagus, ibunya menyusui tapi belum eksklusif. Bayi diberi epi asi terlalu cepat.”Jelas Bupati.

Menurut Karolin, di Kabupaten Landak. Tokoh penting yang bisa membantu mempercepat penurunan stunting, orang yang bisa mempengaruhi keputusan ibu dan tindakan ibu adalah nenek.

“Jadi di tahun 2022 ini kami akan menggandeng para neneknya, karena ternyata ketika di lakukan penelitian, ternyata nenek punya peranan penting dalam mengasuh cucu. Jadi ini adalah budaya dan kultur lokal jelasnya.”(abr)


Write a Reply or Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *