Dosen IAIN Pontianak Bina Penyuluh Agama dan Mualaf di Perbatasan Negara

 

JAGOI BABANG, BENGKAYANG ( POST KOTA ) – Tiga dosen dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak melaksanakan pembinaan bagi penyuluh agama Islam dan mualaf di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Desa Jagoi, Kecamatan Jagoi Babang, Sabtu (23/11/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) berbasis riset yang diikuti oleh 13 penyuluh agama dan 23 mualaf dari berbagai desa setempat.

Dari ketiga dosen tersebut, yakni Dr. Sri Hidayati, Dr. Moch. Riza Fahmi, dan Dr. Zulkifli, bekerja sama dengan narasumber dari berbagai instansi, termasuk Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bengkayang, H. Damsir, S.Ag., serta Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PW IPARI) Kalimantan Barat, H. Kartono, M.Pd.

Selain itu kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas penyuluh agama berbasis moderasi beragama serta memberikan pembinaan bagi para mualaf. “Ini kehormatan dan berkah bagi kita di Jagoi, karena bisa dibimbing langsung oleh para dosen yang biasanya mengajar di kampus,” ujar H. Damsir dalam sambutannya. Ia menekankan pentingnya penyuluh memiliki keberanian, perencanaan, dan kemampuan eksekusi dalam membina para mualaf.

Dr. Syarifah Aminah, salah satu narasumber, memberikan pelatihan teknis tentang pemanfaatan teknologi informasi bagi penyuluh agama. Sementara itu, Dr. Sri Hidayati memaparkan teknik penyusunan program bimbingan konseling berbasis kebutuhan mualaf. Materi ini diharapkan mampu membantu penyuluh agama dalam mendampingi mualaf secara lebih efektif.

“Para penyuluh harus siap menghadapi tantangan dengan pendekatan yang inovatif. Teknologi dan konseling menjadi salah satu kunci keberhasilan,” kata Dr. Sri Hidayati.

Engkos Kosasih, salah satu penyuluh agama sekaligus tuan rumah kegiatan, mengaku semula khawatir akan minimnya kehadiran peserta. Namun, jumlah mualaf yang hadir justru melebihi target awal. “Saya tidak menyangka yang hadir mencapai 23 orang. Awalnya banyak yang ragu bisa datang karena hari kerja,” ungkapnya.

Kegiatan ini disambut hangat oleh para peserta. Engkos berharap pembinaan seperti ini dapat terus dilakukan di masa mendatang. “Ini pertama kalinya ada pembinaan langsung untuk penyuluh dan mualaf. Semoga program seperti ini bisa berlanjut,” harapnya.

Program PKM IAIN Pontianak ini menjadi salah satu langkah nyata dalam menguatkan moderasi beragama di wilayah perbatasan, sekaligus mendukung tugas para penyuluh agama dan pembinaan mualaf secara berkelanjutan.

ROS/DYN.


Write a Reply or Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *