10 Isu Utama yang Membayangi Masa Depan Kalimantan Barat

Oleh : Rosadi Jamani

Kalimantan Barat, provinsi yang kaya akan sumber daya alam dan budaya, menyimpan berbagai potensi untuk berkembang. Namun, di balik keindahannya, terdapat 10 isu utama yang bagaikan benalu, menggerogoti kemajuan dan menghambat masa depannya. Isu-isu ini, yang sering kali berulang dan saling terkait, menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat Kalimantan Barat untuk mewujudkan cita-cita pembangunan yang berkelanjutan. Isu tersebut hendaknya menjadi PR buat kandidat yang akan berlaga di Pilkada serentak pada November 2024. Berikut ini 10 isu utama tersebut:

1. Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)
Karhutla menjadi momok tahunan di Bumi Khatulistiwa. Ini terutama pada musim kemarau. Pada tahun 2023, tercatat lebih dari 2.000 kasus karhutla (Putra, 2023). Ini menghasilkan kabut asap tebal yang mencemari udara dan mengganggu kesehatan masyarakat. Hal ini tak hanya membawa dampak kesehatan, tetapi juga kerugian ekonomi akibat kerusakan lahan dan hilangnya sumber daya alam.
Total luas area terbakar di Kalbar mencapai 142.000 hektar. Karhutla ini menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan, berkontribusi terhadap perubahan iklim. Apabila ini terus terjadi dan tidak terkendali, ancaman global warming kian nyata.

2. Permasalahan Ekonomi, Kesenjangan dan Kemiskinan
Walaupun kaya akan sumber daya alam, Kalbar masih terbelenggu oleh permasalahan ekonomi. Angka kemiskinan di provinsi ini masih tergolong tinggi, dengan 12,24% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan pada tahun 2022 Kesenjangan pendapatan yang tinggi juga menjadi salah satu faktor utama yang menghambat kemajuan ekonomi.

Tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat pada tahun 2022 mencapai 12,24%. Sementara Indeks Gini pada tahun 2022 mencapai 0,36. Ini menunjukkan kesenjangan pendapatan yang tinggi

3. Perusakan Hutan: Deforestasi dan Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Hutan Kalbar yang kaya akan keanekaragaman hayati kini terancam oleh perusakan hutan yang masif. Deforestasi untuk konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit, pertambangan, dan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu faktor utama. Hal ini menyebabkan hilangnya habitat flora dan fauna, serta emisi gas rumah kaca yang memperparah perubahan iklim.

Laju deforestasi mencapai 149.000 hektar pada tahun 2020. Hutan sendiri merupakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna yang terancam punah apabila Kalbar sendiri tak serius menangani persoalan ini.

4. Konflik Suku dan Agama: Luka Lama yang Masih Menganga
Kalbar memiliki beragam suku dan agama, dan terkadang terjadi konflik antar kelompok ini. Konflik ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perebutan sumber daya alam, perbedaan adat istiadat, dan provokasi dari pihak-pihak tertentu. Konflik suku dan agama dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti perpecahan sosial, hilangnya nyawa, dan kerusakan harta benda. Hal ini juga dapat menghambat pembangunan dan kemajuan ekonomi di daerah tersebut.

Daerah ini pernah mengalami beberapa konflik suku dan agama. Konflik itu menjadi catatan kelam. Ketika konflik itu terjadi dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan, seperti hilangnya pendapatan dari sektor pariwisata dan perdagangan.

5. Perdagangan Ilegal: Ancaman Bagi Keanekaragaman Hayati dan Ekonomi
Perdagangan ilegal satwa liar, kayu, dan narkoba masih menjadi masalah di Kalimantan Barat. Hal ini dapat mengancam kelestarian keanekaragaman hayati, merusak lingkungan, dan merugikan negara dari segi pendapatan pajak.

Aparat penegak hukum berhasil menyita berbagai satwa liar yang diperdagangkan secara ilegal, seperti orangutan, gajah, dan trenggiling. Perdagangan ilegal kayu juga masih marak, dan menyebabkan kerusakan hutan dan hilangnya sumber daya alam.

6. Infrastruktur yang Belum Memadai: Menghambat Konektivitas dan Pembangunan
Beberapa daerah di Kalimantan Barat masih memiliki infrastruktur yang belum memadai, seperti jalan, jembatan, dan akses air bersih. Hal ini menghambat konektivitas antar daerah, mempersulit akses masyarakat terhadap layanan dasar, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

7. Kualitas Pendidikan yang Masih Rendah: Menghambat Kemajuan SDM
Jumlah sekolah memang mengalami peningkatan. Cuma, kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh jumlah sekolah, tetapi juga oleh kualitas guru. Guru sebagai tokoh sentral dalam dunia pendidikan harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik. Distribusi penyebaran guru masih belum merata. Rasio guru terhadap siswa masih di bawah standar yang ditetapkan pemerintah. Idealnya, rasio guru terhadap siswa adalah 1:20.

8. Korupsi: Benalu yang Menggerogoti Kepercayaan Masyarakat
Korupsi masih menjadi isu yang memprihatinkan, dan dapat menghambat pembangunan dan pelayanan publik. Hal ini juga dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Ada Bupati yang sudah dijebloskan ke penjara. Ada proyek mangkrak akibat korupsi. Kualitas proyek fisik yang membuat banyak jalan rusak dan berlubang.

9. Pencemaran Lingkungan: Ancaman Bagi Kesehatan dan Kehidupan
Pencemaran lingkungan, seperti pencemaran air dan udara, menjadi masalah di beberapa daerah di Kalimantan Barat. Hal ini dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan merusak lingkungan. Beberapa kasus pencemaran lingkungan terjadi, seperti pencemaran air sungai akibat limbah tambang. PETI masih merajalela dan apabila tidak ditindak tegas, kualitas air sungai semakin parah.

10. Keterbatasan Akses Terhadap Layanan Kesehatan: Hak Asasi yang Terabaikan
Akses terhadap layanan kesehatan masih terbatas di beberapa daerah. Hal ini menyebabkan masyarakat di daerah tersebut kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Puskesmas dirasakan masih kurang. Kemudian, dokter dan tenaga kesehatan dirasakan sangat kurang.

Semoga 10 isu utama tersebut menjadi perhatian terutama untuk seluruh pemimpin baru di Bumi Khatulistiwa. Pemimpin yang baik pastilah lebih mengutamakan kepentingan rakyatnya. *


Write a Reply or Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *