POSTKOTAPONTIANAK.COM
Pontianak – – Menanggapi surat peringatan pertama dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalbar No 028/72/DISPORA/A pada poin 2 (dua) yang berisi tentang pengosongan dan pemberhentian aktivitas penggunaan GOR Khatulistiwa khusus nya pedagang bunga yang paling Lambat tgl 24 Januari 2022, pihak pedagang bunga melalui Ketua Asosiasi Perkumpulan Petani Tanaman Hultikultura Kalbar Muhammad Yusuf berharap agar Pemerintah Provinsi Kalbar, melalui Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dapat menangguhkan eksekusi lahan tersebut.
“Kami berharap kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga dapat menangguhkan eksekusi lahan tersebut sampai tgl 19 Mei 2022.” Demikian disampaikan M. Yusuf dalam wawancaranya dengan media ini 25/1/2022 di Komplek GOR Khatulistiwa Pontianak.
Menurut Yusuf, permohonan penangguhan itu dikarenakan pihaknya masih mencari dan bekerja sama dengan pihak lain untuk mengadakan lahan sebagai tempat usaha baru.
Karena lahan baru tersebut memerlukan waktu untuk persiapan agar siap ditempati untuk berjualan, mulai dari proses perizinan, pembersihan lahan dan pengurukan.
Ditegaskan Yusuf bahwa pihaknya sangat mendukung program pemerintah, “Kami sangat mendukung program pemerintah dalam mengembalikan fungsi lahan atau bangunan dalam kawasan Gelora Khatulistiwa dan rencana pembangunan sarana olahraga yang berstandar internasional.” Tegasnya.
Selain itu lanjut Yusuf, pihak petani juga memohon bantuan sosial pemerintah dalam bentuk ;
a. Mengadakan lahan terbuka untuk kami relokasi
b. Mempermudah rekomendasi dan izin untuk usaha di lokasi baru.
c. Menyediakan alat transportasi untuk pengangkutan tanaman yang akan di pindahkan ke lokasi baru.
d. Menyediakan alat untuk pembersihan lahan baru bila diperlukan.
Hal yang sama juga disampaikan Edy, yang juga Petani bunga di GOR Khatulistiwa bahwa pihaknya juga sangat mendukung program pemerintah terkait rencana membangun GOR yang bertaraf internasional. Hanya pihaknya meminta waktu.
Diceritakan Edy bahwa awal mula ia berjualan bunga sudah sejak orang tuanya. Menurut Edy, orang tuanya dan juga beberapa petani lain di undang Gubernur Sujiman saat itu untuk menempati lokasi tersebut, “Jadi kita ke sini diundang untuk berjualan.” Jelas Edy.
Diceritakannya lebih lanjut, bahwa pihaknya juga sangat berkontribusi terhadap kebersihan gor, “Kami di sini setiap bulan membayar distribusi, Rp.5000,-/per meter yang di dalam, yg di pinggir jalan Rp. 6000,-” Jelasnya.
Hal yang aneh menurut Edy ada beberapa petani yang tiap bulannya juga membayar distribusi tapi tidak terdaftar di Dispora. Saat media ini mau mengkonfirmasi hal tersebut, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalbar sedang tidak bisa ditemui.
Ketua Koperasi Petani Hultikultura GOR KHATULISTIWA Nisriwanto juga menyampaikan kekecewaannya terhadap Kepala Dispora Provinsi Kalbar, karena saat pertemuan yang dilaksanakan di gedung bulutangkis, pihaknya tidak diberikan kesempatan untuk penyampaikan asperasi, “Kami sangat kecewa dengan Kadispora Kalbar, kata nya mengajak kerjasama, tapi saat diundang dialog kami tidak diberi Kesempatan Bicara.” Jelasnya kecewa./* (Abraham).