Oleh Rosadi Jamani
MASA yang ditunggu tiba. MKMK menentukan suara. Ketuk palu sebuah perkara. Membuktikan hakim MK berdosa. Atau malah semakin perkasa. Hari ini adalah jawabannya. Mari kita gelar tikar sambil seruput kopi robusta.
Seperti apa putusan MKMK, tak ada tahu pasti. Sebanyak 270 juta rakyat negeri ini menantinya. Putusan itu sangat berpengaruh bagi perjalanan demokrasi. Hal paling dikhawatirkan, putusan MKMK menyatakan hakim MK bersalah. Bahkan, ada yang harus dipecat. Palu hakim itu akan membunyikan gong kemarahan rakyat. Dugaan publik terhadap MK menjadi benar adanya. Pemilu dan Pilpres 2024 akan selalu dibayangi persoalan ini. Protes, kritikan, bongkar aib, kecurangan, ketidakadilan, netralitas, abuse of power, bahkan fitnah akan berseliweran di medsos maupun WA grup. Di balik kemarahan itu, akan menurunkan nilai demokrasi. Siap-siap ada yang dapat gelar baru, Bapak Matinya Demokrasi.
Kekhawatiran itu seperti ada di depan mata. Semua berawal dari orang-orang haus kekuasaan. Berkuasa itu bisa meninakbobokan moral, kesetiaan, kepercayaan, akal sehat, bahkan kejujuran. Hanya ada ambisi terus berkuasa selama-lamanya. Tak peduli lagi amanat rakyat. Semua bisa dikendalikan sesuai selera.
Sejauh ini semua masih terkendali. Sebab, palu belum juga diketuk. Tikar akan dibentangkan, duduk bersila, melototi Prof Jimly cs memainkan perannya. Ketukan palu keramat bersejarah siap dinanti. Siapkan perasaan.
#camanewak