WAHAI ANGIN MALAM

by Iwan Wientania

Di ujung musim hujan kali ini.
Di antara basahnya ranting dan daun pepohonan.                                          Kenangan itu menyelinap kembali ke bilik sunyi.                        .. Laksana rayuan yang tersangkut di kisi waktu tanpa solusi.

Ya indah dan syahdu memang.
Di antara canda tawa kala itu.
Namun jiwaku kini kian renta.
Menelusuri lorong kumuh yang tak berbelas rasa.
Sementara,
kesibukan tak mau tahu dengan pengembaraan.
Yang sempoyongan menerabas asa.

Aku capek.
Aku lelah terlalu-lalu.
Kenapa bayangan itu juga yang datang berkelindan.
Kemana pun kuhalau.
Namun kembali lagi.
Dengan cerita usang.
Yang seakan tak sudah-sudah.

Wahai angin malam,
peluklah daku.
Terbangkan melayang.
Dan hembuskan dingin.
Agar membeku lamunan.
Serta bawa daku bersama unggas malam.
Menyusuri gunung juga belantara.
Kemana saja kau suka.
Yang kuharap akhirnya, berlabuh di cinta kepadaNya.

( Depok medio Mei 2024 )


Write a Reply or Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *