Jakarta, POSTKOTAPONTIANAK.COM
Berdasarkan survei perilaku pemilih di Enam provinsi se-Jawa (Agustus-September 2022), peneliti utama The Republic Institute Dr. Sufyanto mengungkapkan, siapa Cawapres dalam acara Proklamasi Democracy Forum bertajuk ‘Mencari Cawapres Penentu Kemenangan Dalam Pilpres 2024’ secara daring, Jum’at (14/10/2022) lalu.
Menurut Dr. Sufyanto bahwa elektabilitas Ketiga kandidat Capres 2024 tidak ada yang menonjol seperti Pemilu sebelumnya.
“Meski elektabilitas Ketiga kandidat Capres yang sekarang ada, nanun tidak ada yang menonjol seperti Pemilu 2014 atau 2019. Maka dari itu dibutuhkan Cawapres yang dapat memberikan kontribusi suara signifikan,” kata Sufyanto, dosen politik Unair.
Survei se-Jawa menunjukkan ada Lima tokoh dengan elektabilitas tinggi sebagai Cawapres. Mereka adalah adalah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (12,4 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (11,5 persen), Gubernur DKI Anies Baswedan (10,3 persen), Gubernur Jabar Ridwan Kamil (9,8 persen), dan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno (6,5 persen).
Dari lima nama itu, Sufyanto menilai AHY paling potensial memberikan insentif suara terhadap Capres yang berpasangan dengannya nanti.
“Lebih dari 50 persen basis pemilih Demokrat sudah solid memilih AHY. Sudah tentu ini jadi modal bagi Capres yang berpasangan dengan AHY,” ungkap Sufyanto.
“Jika AHY, berpasangan dengan Anies di Pilpres, maka lebih dari 70 persen basis pemilih Partai Demokrat akan memilih pasangan ini. Belum lagi di tambah basis pemilih Nasdem dan PKS yang juga solid,” tambahnya.
Tingginya elektabilitas AHY sebagai Cawapres tersebar merata di berbagai kalangan pemilih. Baik itu pemilih berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan organisasi massa (ormas).
Survei se-Jawa The Republic Institute ini menemukan publik lebih memposisikan AHY sebagai Cawapres daripada sebagai Capres.
Berdasarkan temuan survei mereka, yang dilakukan sejak 28 Agustus hingga 12 September 2022 Tingkat elektabilitas AHY sebagai Capres berada di urutan keempat dengan angka 4,1 persen, di bawah Ganjar Pranowo (24,7 persen), Prabowo Subianto (19,6 persen), dan Anies Baswedan (16,9 persen).
Sementara pada posisi Cawapres, AHY berada pada urutan dua dengan elektabilitas 11,5 persen, selisih tipis dari Ganjar yang mencapai 12,4 persen.
“Dengan melihat hasil survey yang ada, artinya masyarakat itu sudah punya pilihan. Jadi, dalam riset voting behaviour, ada pemilih yang cenderung menempatkan tokoh-tokoh tertentu sebagai calon presiden atau calon wakil presiden,” ungkap Sufyanto.
Dalam kesempatan yang sama, peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro menambahkan pasangan Anies-AHY merupakan komposisi ideal sebagai pasangan Capres-Cawapres di Pemilu 2024.
“Anies itu bukan tokoh partai, maka diperlukan figur Cawapres dari kalangan Partai Politik seperti AHY yang nantinya dapat menjamin stabilitas dan soliditas koalisi,” kata Bawono Kumoro.
Menurut Bawono Kumoro ada Tiga tujuan penting yang harus diperhatikan dalam komposisi Capres-Cawapres. Pertama adalah memastikan kemenangan di Pemilu. Representasi wilayah menjadi penting dari pasangan Capres-Cawapres 2024.
“Mayoritas pemilih berada di Pulau Jawa. Di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Timur sebagai kantong-kantong pemilih terbesar. Maka pulau Jawa menjadi kunci kemenangan. Artinya, bagaimana komposisi Capres-cawapres bisa mengamankan kemenangan di wilayah ini”, jelas Bawono Kumoro.
Selanjutnya Bawono menambahkan bahwa stabilitas koalisi. Komposisi ideal Capres-cawapres harus dapat menjaga soliditas antar partai koalisi, termasuk soliditas kabinet kalau nanti terpilih.
“Memastikan kebijakan yang dihasilkan dalam rapat-rapat kabinet itu berjalan baik menjadi tujuan ketiga dari komposisi Capres-Cawapres. Kita bisa belajar dari Pak SBY-JK, pada 2004-2009, saat ada pembagian tugas dan sinergi dalam menjalankan kekuasaan,” imbuhnya.
Bakomstra DPC Partai Demokrat Kab. Mempawah.
Lihin/Din.