Redaksi
Minggu 27 November 2022
Kabupaten Lestari x Anomali Coffee menggelar acara mini talkshow dan Grand Launching Tea Maram, bertajuk:“BUAH ASAM MARAM, WUJUD ANUGERAH SEHATNYA HUTAN INDONESIA”
JAKARTA – ( Post Kota Pontianak) : Sabtu 26 November 2022, Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LKTL)bersama Anomali Coffee, Gerai Kabupaten Lestari (GKL), dan Kalara Borneo menggelaracara mini talkshow bertajuk: “Buah Asam Maram, Wujud Anugerah Sehatnya Hutan Indonesia”.
Kegiatan ini diselenggarakan bersamaan dengan diluncurkannya Tea Maram diAnomali Coffee Senopati, Jakarta. Setelah melalui perjalanan panjang, Kabupaten Lestari bersama Anomali Coffee sepakatmengangkat Buah Asam Maram, — yang merupakan buah hutan dari Kabupaten Sintang,Kalimantan Barat, — menjadi salah satu menu minuman baru di Anomali Coffee.
Minuman ini diberi nama: TEA MARAM.Hadir sebagai pembicara dalam acara talkshow yakni Yohana Tamara yang merupakanFounder & CEO Kalara Borneo, Oke Fifi Abriany sebagai inisiator GKL, serta Irvan Helmidan Muhammad Abgari dimana keduanya adalah Co-Founder Anomali Coffee. Acara inidimoderatori oleh Ristika Putri, Deputi Program Sekretariat LTKL.
Dalam acara mini talk show ini, Yohana Tamara, atau yang akrab disapa Ara, banyak mengulas tentang buah asam maram yang merupakan salah satu buah endemik dari hutanKalimantan, serta berbagai peluang potensi produk turunan bernilai tambah yang dapat dihasilkan dari buah asam maram.
Ara juga mengulas tentang apa yang spesial dari BuahMaram, juga bagaimana hubungan antara penjagaan hutan dan pelibatan masyarakat lokaldalam mengolah Buah Maram.
“Berdasarkan informasi dari jurnal ilmiah, Buah Maram sangat baik bagi kesehatan karenakaya akan vitamin C dan tinggi antioksidan. Buah Maram mempunyai potensi luar biasauntuk diolah dan dikembangkan menjadi aneka varian produk yang bernilai tambah,” ujarAra, sosok di balik Kalara Borneo, sebuah social enterprise yang berdiri sejak Agustus 2021.
Adapun Irvan Helmi dan Muhammad Abgari, mengulas banyak hal tentang ketertarikanAnomali Coffee untuk membuat inovasi minuman dengan menggunakan Buah Maram. Duasosok ikon kebangkitan kewirausahaan muda Indonesia ini menceritakan bagaimana prosesR&D Tea Maram hingga akhirnya bisa menghasilkan racikan seperti sekarang.
“Kolaborasi ini adalah salah satu bentuk idealisme Anomali Coffee untuk memperkenalkankomoditas lokal lestari dengan cita rasa internasional sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian hutan rawa gambut yang saat ini sedang menjadi program pemerintah,”ujar Irvan.
Anomali Coffee didirikan tahun 2007 sebagai specialty coffee micro roaster dengan kopi aslidari Indonesia. Keberadaan Anomali menjadi kurator kopi Nusantara, memilih kopi dariberbagai daerah Indonesia yang terbaik dan disajikan melalui kedai kopi tersebut.
Sedangkan GKL adalah sebuah pasar virtual yang menghubungkan konsumen dengan produklokal lestari dari berbagai UMKM kabupaten di Indonesia.
GKL juga menjalankan peranuntuk melakukan kurasi produk lokal lestari yang ada di Kabupaten, menyebarkan luaskannarasi produk lokal lestari hingga menjadi jembatan penghubung untuk berbagai bentukkolaborasi yang bisa dilakukan untuk bisa menciptakan inovasi produk turunan bernilaitambah seperti yang dilakukan bersama Anomali Coffee saat ini.Adapun tentang Tea Maram sendiri, sesuai namanya, racikan teh yang dibuat dengan memadupadankan Buah Maram dengan soda leci sehingga memiliki cita rasa yang unik dan menyegarkan.
“Sejak terciptanya kolaborasi ini, semakin banyak pengepul Buah Maram yangdatang ke saya. Mereka semakin percaya bahwa Buah ini memiliki nilai yang berharga bagiekonomi maupun kelestarian alam,” pungkas Ara.
Buah Maram tumbuh subur di lahan rawa gambut. Oleh karena itu, Buah Maram bisadikatakan sebagai indikator hutan rawa gambut yang sehat. Masyarakat harus memastikanhutan rawa gambut tetap terjaga agar hasil hutan seperti buah asam maram tetap lestari jikaingin menikmati citarasa asli buah asam maram.
Tentang BUAH Meram, buah Maram (Eleiodoxa conferta) adalah buah asli hutan Kalimantan yang tumbuh subur dilahan rawa gambut. Oleh karena itu, Buah Maram bisa dikatakan sebagai indikator hutanrawa gambut yang sehat.
Masyarakat harus memastikan hutan rawa gambut tetap terjaga agarhasil hutan seperti buah asam maram tetap lestari jika ingin menikmati citarasa asli buah asam maram.Lahan rawa gambut di mana pohon Buah Maram tumbuh subur adalah wilayah yang penting bagi keanekaragaman hayati.
Disebutkan, gambut mampu menampung hingga 30 persenjumlah karbon dunia agar tidak terlepas ke atmosfer.
Menurut penelitian, lahan gambut memiliki fungsi untuk mencegah perubahan iklim, bencanaalam dan tentunya menjadi penunjang ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutandengan hasil-hasil hutannya.
Pohon Buah Maram mirip seperti salak. Berduri dan tumbuhnya berumpun persis buah salak. Itulah yang membuat tidak mudah untuk memanen buah asam maram. Seringkali ketikaproses memanen melukai badan dari si pemanen buah asam maram.
Pohon Maram dapat berbuah sepanjang tahun dan dapat menghasilkan Buah Maram denganwarna yang berbeda-beda. Ada Buah Maram dengan warna kehitam-hitaman, warna merahmuda, warna merah tua, dan warna kuning.
Buah Maram memiliki rasa asam yang asam khas. Bentuknya mirip dengan buah salak,namun Buah Maram cenderung bulat dan tidak mengerucut seperti halnya salak.
Warna kulitnya merah sedikit orange, jika dikupas buahnya kenyal berserat dan terdapat bijibuah di dalamnya. Jika masih mentah rasanya sangat asam, jika sudah matang rasanya asammanis dan biji di dalamnya sangat keras.
Sebelumnya, Buah Maram tidak memiliki nilai secara ekonomi. Masyarakat hanya memanenbuah maram seperlunya untuk dirujak atau menjadi cemilan di rumah. Selebihnya, Buah Maram dibiarkan membusuk di hutan karena masyarakat belum mengetahui cara pengolahan buah ini.
Hal tersebut membuat banyaknya hasil hutan alami, salah satunya Buah Maram,terbuang sia-sia ketika musim panen tiba.Akan tetapi, akhir-akhir ini, buah asam maram mulai dikembangkan menjadi sebuah produk dengan nilai lebih tinggi seperti sirup maram dan manisan Buah Maram kering./***