Aliansi Mahasiswa Mempawah Tolak Keras Kedatangan Kapolri dan Menteri LHK Jika Hanya untuk Seremonial Tanam Mangrove

[POST KOTA] Mempawah – 6 Agustus 2025 Aliansi Mahasiswa Mempawah dengan tegas menyatakan penolakan terhadap rencana kedatangan Kapolri dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) ke Kabupaten Mempawah apabila hanya untuk melakukan kegiatan simbolis penanaman mangrove. Penolakan ini bukan tanpa alasan. Bagi mereka, kedatangan pejabat tinggi negara harusnya membawa solusi konkret atas berbagai persoalan mendasar yang sedang dihadapi masyarakat, bukan hanya sekadar seremonial yang tidak menyentuh akar masalah.

Muslim, Ketua Aliansi Mahasiswa Mempawah sekaligus Ketua Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa Pelajar Indonesia Sulawesi Selatan (IKAMI Sulsel) Cabang Mempawah, menyebut bahwa saat ini Mempawah sedang berada dalam kondisi darurat lingkungan. Ia menyoroti buruknya sistem pengelolaan sampah yang hingga kini tidak kunjung dibenahi, serta maraknya aktivitas penambangan emas ilegal (PETI) yang terus dibiarkan tanpa penegakan hukum yang tegas.

“Kami menolak keras kedatangan Kapolri dan Menteri LHK ke Bumi Galaherang Mempawah jika hanya untuk tanam mangrove. Ini bukan waktunya untuk bersolek dan pencitraan. Rakyat Mempawah sedang menghadapi bencana lingkungan yang nyata. Sampah berserakan, sungai tercemar, dan hutan hancur karena PETI. Kami tidak butuh seremoni, kami butuh tindakan nyata,” tegas Muslim dengan nada penuh kekecewaan.

Muslim menegaskan, jika pemerintah pusat betul-betul peduli pada nasib lingkungan dan masyarakat Mempawah, maka mereka harus turun langsung melihat kerusakan yang terjadi, menindak tegas pelaku-pelaku tambang ilegal, dan membenahi tata kelola lingkungan secara menyeluruh. Aliansi Mahasiswa Mempawah menolak Mempawah dijadikan panggung pencitraan sesaat yang justru mengabaikan penderitaan warga.

“Kalau kunjungan ini tetap dipaksakan hanya untuk menanam mangrove tanpa menyentuh akar persoalan yang sebenarnya, kami pastikan akan melakukan aksi turun ke jalan dengan jumlah massa yang sangat besar. Kami tidak main-main. Ini peringatan terbuka dari mahasiswa dan rakyat,” tambahnya.

Muslim juga mengajak seluruh elemen masyarakat Kabupaten Mempawah untuk bersatu, membuka mata, dan ikut menyuarakan penolakan atas segala bentuk seremoni kosong yang tidak berpihak pada kepentingan lingkungan dan masa depan daerah. Ia menegaskan bahwa perjuangan ini adalah bentuk kepedulian terhadap tanah kelahiran dan warisan generasi mendatang.

“Kami tidak akan tinggal diam. Kalau Kapolri dan Menteri LHK datang hanya untuk tanam pohon sambil berfoto, sementara tambang emas ilegal terus menggerogoti tanah kami, maka kami akan hadang dengan aksi. Ini bentuk perlawanan atas ketidakadilan,” tutup Muslim.


Write a Reply or Comment