Pontianak ( Post Kota ) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalbar merilis inflasi pada Juni 2024 secara (y on y) sebesar 2,28 Persen.
Hal ini disampaikan Plh Kepala BPS Kalimantan Barat, Firmansyah saat menyampaikan rilis resmi, Senin (1/7/2024).
Diakui penyumbang utama inflasi berasal dari kelompok makanan, minuman serta tembakau.
“Penyumbang terbesar inflasi dari kelompok makanan dan minuman sebesar 1.60 persen yang berasal dari beras, sigaret tembakau termasuk juga emas dan transportasi udara,” ujarnya.
Terjaganya inflasi juga dipengaruhi adanya Surat dari Badan Pangan Nasional (BAPANAS) Nomor 160/T5.02.02/K/5/2024 tanggal 31 Mei 2024 terkait kebijakan diharapkan dapat memberikan fleksibilitas kepada pelaku usaha dan petani.
“Adanya surat BAPANAS memberikan jaminan kepada konsumen untuk mendapatkan beras dengan harga terjangkau, sehingga bisa menjaga inflasi walaupun memang di bulan Juni ada Hari Raya Idul Adha,” jelasnya
Sedangkan untuk Inflasi secara tahunan pada bulan Juni 2024 tertinggi terjadi di Kabupaten Ketapang yakni sebesar 2,99 persen dan terendah di Kota Singkawang yakni 1,51 persen.
Adapun secara bulanan inflasi hanya terjadi di Kayong Utara sebesar 0,12 persen. “Secara bulanan ada empat Kabupaten yang mengalami deflasi dan hanya KKU yang mengalami inflasi yakni sebesar 0,12 persen,”: jelas Firmansyah.
Sementara secara nasional inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2024 tetap terjaga dalam sasaran 2,5±1%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi IHK Juni 2024 tercatat deflasi sebesar 0,08% (mtm), sehingga secara tahunan menurun menjadi 2,51% (yoy) dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,84% (yoy). Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
Inflasi inti tetap terjaga. Inflasi inti pada Juni 2024 tercatat sebesar 0,10% (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,17% (mtm). Inflasi inti yang lebih rendah tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi yang terjangkar, termasuk pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha, serta kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik. Realisasi inflasi inti pada Juni 2024 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan dan kopi bubuk. Secara tahunan, inflasi inti Juni 2024 tercatat sebesar 1,90% (yoy), menurun dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,93% (yoy).