Megawati Menang 3-2

 

Yang dilawan pemuncak klasemen. Megawati tidak gentar. Lewat perjuangan yang luar biasa dan dramatis, Mega mengakhiri laga akhir dengan kemenangan 3-2.

Sekilas kemenangan Mega yang membawa tim bolavolinya, Red Spark menang atas pemuncak klasemen Liga Voli Korea Selatan, Hyundai Hillstate, Minggu (4/2/2024). Dengan hasil ini klub Megawati Hangestri terpaut satu point dengan posisi tiga, GS Caltex. Pemain satu-satunya berjilbab di Liga Korsel itu mencetak point tertinggi bagi klubnya. Smash kerasnya sering mematikan lawan. Ada satu smashnya sempat mengenai pemain Hillstate dan sempat oleng. Bisa dikatakan, Mega menjadi bintang dalam laga melawan klub terkuat di negeri ginseng itu. Seru nontonnya, tak kalah seru nonton debat capres tadi malam.

Megawati pemain asal Jember Jatim. Ia pemain Timnas yang sedang bermain di Liga Voli Korsel. Ia dikontrak Red Spark. Berkat Megawati nama Indonesia semakin membumi di sana. Setiap kali ia main, ratusan TKI yang bekerja di sana menyaksikan penampilannya.

Itu cerita hebat Megawati pemain voli. Bukan Megawati Soekarno Poetri ya, Ketum PDIP. Kalau Mega yang ini, pemain politik ulung. Hanya beliau satu-satunya perempuan sebagai ketua umum partai politik di negeri ini.

Lalu cerita main voli pula. Bukannya cerita politik, Bang?

Antara main voli dengan politik mirip. Penuh persaingan, saling serang. Ada saatnya bertahan dari gempuran. Ada waktunya harus menyerang. Ada serangan mematikan, namun ada juga mudah ditangkis. Kadang serangan itu bisa berbalik arah, menyerang diri sendiri.

Hal terbaik dari dua permainan itu, ketika bisa menyerang, harus juga mampu bertahan. Keduanya harus sama kuat, menyerang dan bertahan. Bila hanya mampu menyerang, sementara pertahanan rapuh, bisa hancur. Begitu musuh ada peluang menyerang, bisa kocar-kacir. Kalau kuat pertahanan, lemah dalam serangan, juga baik. Sekuat apapun pertahanan bila sudah diserang tujuh hari tujuh malam, ya jebol juga. Mirip Australia vs Korsel di Piala Asia kemarin. Australia berusaha mengamankan keunggulan 1-0, lalu bertahan. Korsel terus menyerang tiada henti, akhir gawang Ausie bise bobol juga. Pertahanan makin rapuh dan hasilnya Korsel menang 1-2.

Politik juga begitu. Kalau suka menyerang, juga harus siap diserang. Keduanya harus sama-sama kuat. Jangan suka menyerang lawan, begitu giliran diserang balik, bawa lagu playing victim pula. Politik kalau tak ada serangan, tak sedap pula, hambar. Apa mau ditonton, kalau semua bilang setuju. Apa pun program lawan, dijawab setuju. Tak saling serang, mirip musyawarah di kantor pak lurah. Mestinya begitu diserang, sigap ditangkis. Habis ditangkis serang balik. Jangan pula menyerang dengan membabi buta tanpa mengindahkan etika dan moral. Konyol namanya.

Semua hanya permainan wak. Ada menang dan kalah. Saling serang hal biasa dalam permainan. Ketika menang jangan jumawa. Ketika kalah jangan frustrasi. Jangan cari kambing hitam. Kalah secara terhormat lebih elegan dari menang dengan cara curang. Sikapi dengan lapang dada.

Satu lagi, dalam permainan voli, di lapangan apa saja bisa terjadi. Siapa sangka Red Spark penghuni peringkat empat, bisa mengalahkan jawara klasemen, Hyundai Hillstate. Bola itu bulat kawan.

Dalam politik juga begitu. Boleh saja hasil survei selalu di bawah, begitu hasil penghitungan suara di TPS justru unggul. Sebab, pilihan rakyat itu susah ditebak atau diprediksi.

Dalam permainan apa pun wasit itu harus adil dan jujur, tidak boleh memihak. Wasit benar-benar menjalankan aturan. Siapa pun yang melanggar harus dihukum, bukan menutup mata. Siapa pun yang kalah akan menerima kekalahan sepanjang wasitnya tak mau disogok. Sebaliknya, bila wasit curang, jangan salahkan penonton yang ada di tribun marah, lalu mengejar dan memukul. Wasit harus menjunjung tinggi kredibilitas agar permainan menjadi tertib dan enak ditonton.

#camanewak


Write a Reply or Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *