Kita Wajib Mengetahui
Ini Tujuannya-Untuk menangkal dan mencegah terhadap Informasi-Hoaks Dan Radikalisme Melalui Dunia Maya.
POST KOTA ( PONTIANAK )– Untuk Perkembangan tekhnologi digital saat ini memang sangat mempengaruhi semua lini.
Dilihat dari kehidupan masyarakat baik dalam berinteraksi maupun dalam sistem transformasi ilmu yang cendrung ada memanfaatkan dunia maya, hal ini menjadi sorotan Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Kalimantan Barat.
Disamping itu juga Maraknya Disinformasi atau Hoaks yang berseliweran di dunia maya sehingga sangat berdampak negatif di kalangan Pelajar, bahkan paham-paham radikalisme terkadang menyasar ke kaum pelajar.
Ini sasaran melalui jaringan internet atau dunia maya.
Hal tersebut yang mendorong Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Kalimantan Barat melakukan Pelatihan Literasi Digital yang bekerja sama dengan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polda Kalbar.
Hal tersebut disampaikan Ketua PW IPNU Kalbar, Supartok, Ia mengatakan saat ini tekhnologi digital sudah sangat maju pesat hampir semua hal bisa diakses melalui kecanggihan teknologi tersebut.
Untuk itu, untuk membentengi Pelajar sebagai kaum Milenial harus mendapatkan pembekalan Difgital yang sehat baik dan bijaksana.
“Perkembangan tekhnologi saat ini sangat luar biasa, apa saja ada dalam gengaman kita, pelajar saat ini sangat mudah mengakses apapun melalui Gedgetnya, maka kita harus bekali dengan kemampuan memilah dan memilih ilmu dan jaringan yang baik, sehat serta bijak oleh karenanya hari ini kita lakukan pelatihan Literasi Digital,” ujar Supartok.
Dalam kegiatan tersebut, menghadirkan narasumber Satgaswil Kalbar Densus 88 AT Polri, Dani Eks HTI Kalbar, Izzi Miftah, Eks Napiter asal Singkawang dan Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI)
Kalbar.
Dalam Pemaparannya Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kalbar, Edi Suhairul, S.Pd.I mengatakan bahwa saat ini banyak bermunculan website-website yang dapat diakses melalui jaringan internet yang sangat sulit membedakan mana website resmi maupun website yang hanya dibuat untuk kepentingan tertentu.
“Oleh karena itu kami dari JMSI menjaring media-media yang terkontrol dan bisa bertanggung jawab terhadap produk informasi yang disebarkan melalui platform digitalnya,” jelas Edi.
Ia mengatakan saat ini sangat sulit membedakan mana informasi yang benar atau informasi yang salah atau Misinformasi atau lebih kerennya Hoaks,
Karena dengan sangat mudah biasanya informasi yang salah itu dengan masif disebarkan tanpa dilakukan cek atau mencari kebenaran informasi tersebut.
“Terkadang informasi yang salah atau Hoaks itu lebih cepat disebar dari pada berita yang benar, maka kita semua harus melakukan ini, Literasi Digital, Biasakan Cek and Ricek, Cek Fakta dan seterusya,” ucap Edi.
Pelajar sebagai kaum milenial terkadang juga menjadi sasaran empuk korban bahkan pelaku penyebar informasi salah atau Hoaks ini, sebagai contoh maraknya informasi penculikan anak saat ini juga sudah banyak memakan korban.
“Disinilah fungsinya IPNU kemudian melakukan Pelatihan Literasi Digital kepada kaum pelajar, bukan hanya mencegah Misinformasi atau Hoaks, tetapi juga bahaya masuknya faham-faham radikalisme yang dilakukan melalui media sosial,” ungkap Edi lagi.
Sementara itu perwakilan Satgaswil Kalbar Densus 88 AT Polri, Acmad Fauzi mengatakan dalam rangka pencegahan faham-faham radikalisme yang mengarah ke tindak pidana Terorisme terkadang dilakukan melalui dunia maya seperti yang dialami Izzi Miftah Eks Narapidana Terorisme (Napiter) yang mendapat doktrin pemahaman yang kemudian membawanya ke jaringan terorisme.
“Literasi Digital saat ini sangat diperlukan apalagi untuk kalangan pelajar, IPNU dan IPPNU sudah sangat benar melakukan ini, harapan kita kedepan semua akan bisa bijak dalam bermedia sosial, berirternet yang sehat dan waspada terhadap pemikiran-pemikiran radikalisme yang bisa saja melalui dunia maya,” jelas Fauzi.
( Muly Kabiro PostKota Pontianak )