Pontianak ( POST KOTA ) : Hotel Aston di Jalan Gajah Mada, Pontianak, Kalimantan Barat, menjadi saksi dari pelaksanaan acara “Kupas Tuntas Bursa CPO Indonesia” yang ke-4. Acara ini dihadiri oleh berbagai pejabat dan pelaku industri kelapa sawit dengan tujuan meningkatkan literasi dan pemahaman mengenai bursa minyak kelapa sawit (CPO) di Indonesia. Kamis ( 4 Juli 2024 ).
Acara ini dibuka dengan arahan dari PLT. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Beliau menyampaikan betapa pentingnya meningkatkan literasi mengenai Bursa CPO Indonesia sebagai langkah strategis untuk menumbuhkan ekonomi Indonesia dan memajukan sektor perdagangan.
Dalam gelar tersebut ucapan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi dari berbagai pejabat, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Kementerian Pertanian RI, Bp Prayudi Syamsuri, Plh. Kepala Dinas Perindag dan ESDM Provinsi Kalimantan Barat, Bp Adi Yani, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat, Bp Heronimus Hero, Komisaris ICDX, Bp Feny Widjaja, Dirut ICDX dan Dirut ICH;
– Pimpinan Asosiasi dan Pelaku Usaha Kelapa Sawit serta Rekan media dan para undangan.
Menumbuhkan Ekonomi Indonesia, Salah satu fokus utama pemerintah menuju Indonesia Emas 2045 adalah menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari lima besar kekuatan ekonomi dunia. Dalam konteks ini, perdagangan berperan sangat penting dalam kontribusi terhadap perekonomian nasional. Tahun 2024 diperkirakan akan menjadi tahun dengan pertumbuhan ekonomi global yang stagnan akibat pengetatan kebijakan moneter dan disrupsi geopolitik. Namun, Indonesia mampu mencatatkan surplus perdagangan selama 49 bulan berturut-turut hingga Mei 2024.
Surplus ini, sebesar USD 2,93 miliar pada Mei 2024, didorong oleh ekspor non-migas yang mencapai USD 4,26 miliar. Di antara komoditas ekspor tersebut, CPO menjadi salah satu yang paling potensial.
Bursa CPO Indonesia, yang diresmikan pada 13 Oktober 2023, menjadi platform penting dalam menentukan harga CPO secara transparan dan adil. Sejak diluncurkan, Bursa CPO Indonesia telah beranggotakan 51 pelaku usaha dan mencatatkan transaksi mencapai 17.356 lot (86.780 ton) pada periode Januari-Juni 2024.
Para pelaku usaha CPO di Indonesia, termasuk di Kalimantan Barat, diharapkan untuk bertransaksi di Bursa CPO Indonesia dan tidak lagi mengacu pada harga dari bursa Malaysia atau Rotterdam. Hal ini bertujuan untuk menciptakan transaksi yang lebih likuid dan terpercaya, serta mencerminkan harga pasar yang sebenarnya.
Kebijakan dan Regulasi, BAPPEBTI berkomitmen untuk terus memperkuat pengawasan dan regulasi serta mengoptimalkan fungsi Komite Bursa CPO. Dalam kebijakan terbaru, Permendag terkait Harga Referensi Ekspor CPO (HR CPO) telah menggunakan harga dari Bursa CPO Indonesia sebagai komponen utama. Kedepannya, harga yang terbentuk di Bursa CPO Indonesia diharapkan menjadi rujukan dalam penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) dan produk hilir seperti biodiesel.
Acara ini diakhiri dengan harapan agar dialog yang terjadi membawa berkah bagi perdagangan CPO dan perekonomian Indonesia. Semoga langkah ini dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar global dan mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Udin Subari.