Pilkada Kalbar serentak mulai masuk masa krusial. Siapa yang akan bertarung mulai terlihat jelas. Konfigurasi pun mulai terbentuk.
Sebut saja konfigurasi pertama, Sutarmidji mengumumkan kembali berpasangan dengan Ria Norsan. Pasangan lama yang bersemi kembali. Sempat dirumorkan retak, keduanya kembali ngopi bersama kemarin. Cuma, belum disebutkan partai mana saja jadi pengusungnya. Tak perlu lagi dikacau pasangan ini. Keputusan akhir ada pada Ketum di pusat sana.
Konfigurasi berikutnya, Muda Mahendrawan – Suyanto Tanjung. Cuma, konfigurasinya belum jelas. Ibarat pasangan ini seperti bola liar. Awalnya mau jalur independent, udah ngumpulkan ratusan ribu fotokopi KTP warga, dan udah didaftarkan ke KPU. Eh, beberapa waktu kemudian, pendaftaran di KPU ditarik. Ibarat lagu Rhoma Irama, “Kau yang mulai kau yang mengakhiri.” Dengan demikian, pasangan ini batal gunakan jalur perseorangan. Lantas, santer beredar, pasangan Barat-Timur ini belum bubar melainkan tetap maju gunakan jalur partai politik. Di belakang pasangan ini, ada Oesman Sapta Odang (OSO). Sebab, Suyanto Tanjung adalah Ketua Partai Hanura Kalbar. Sampai saat ini, pasangan ini masih mengkonfigurasi diri. Apakah benaran mau maju, atau hanya sekadar meramaikan pendaftaran saja, ya macam yang berebut daftar wakil itu.
Berikutnya, konfigurasi pasangan Lasarus. Sampai saat ini, Lasarus masih belum ada tanda-tanda maju atau tidak. Hal ini terkait keputusan KPU yang sempat seperti “ingus”. Kadang membolehkan dewan terpilih maju tanpa harus mundur. Terakhir, harus mundur bila nak maju bertarung. Lasarus juga begitu. Antara mau maju atau tidak. Iklannya sih sudah massif mau bertarung. Ia juga sudah daftar ke sejumlah partai. Terlihat serius, cuma sampai saat ini belum ada keputusannya tegas dan lugas maju bertarung. Tanpa koalisi, PDIP bisa maju sendirian. Walau demikian, Lasarus sepertinya masih berpikir keras maju atau tidak. Saya melihat ia sedang dilema atau berada di persimpanganan jalan. Ketika ia memastikan maju, posisinya sebagai anggota DPR RI bisa lepas. Tandanya, ia tak bisa lagi bermain di ring 1. Posisi yang tersisa, hanya Ketua PDIP Kalbar. Apabila ia terpilih, prestisenya naik melebihi prestise penghuni Senayan. Pilihannya sangat gambling.
Pembentuk konfigurasi sebenarnya ada di pusat sana. Para Ketum lah yang menentukan. Saya yakin para punggawa partai di Kalbar sudah di Jakarta semua. Lobi tingkat dewa sedang dimainkan. Posisi Ketum saat ini paling dicari oleh para perantara calon kepala daerah se-Indonesia. Lobi tak bisa lagi dengan liur, atau menyandang segudang kualitas, melain isi tas. Bagian ini banyak orang tak mampu. Kalau sekadar daftar sih ramai, tapi bagian isi tas, banyak undur diri.
Dengan konfigurasi di atas, diperkirakan Pilgub Kalbar hanya diikuti antara dua atau tiga pasang. Kandidat hampir pasti, Midji-Norsan. Dua pasangan lagi, Muda-Tanjung dan Lasarus – ? masih belum jelas. Diperkirakan mendekati masa pendaftaran ke KPU, semua akan jelas. Sabar.
#camanewak