PONTIANAK – postkotapontianak.com : Menurunnya penjualan properti dua tahun terakhir ini membuat Realestat Indonesia (REI) Kalbar prihatin. Sulitnya perkonomian Indonesia akibat Covid, terjadinya perang Ukraina di Eropa Timur, turunnya harga TBS kelapa sawit, naiknya harga BBM yang mengakibatkan harga besi naik, semen naik, semua ini sangat dirasakan dampaknya oleh para pengusaha properti.
Kondisi di atas menurut Isnaini sangat memukul bisnis properti di Kalbar dan di Indonesia pada umumnya.
“Kondisi ini membuat kita cemas, usaha kita ini masih bisa bertahan atau tidak, bertahan bagaimana caranya, kalau bertumbuh bagaimana caranya.” Jelasnya.
Hal lain yang juga dikeluhkan para pebisnis properti, karena sampai sekarang menurut Isnaini, pemerintah belum juga menaikkan harga jual rumah subsidi.
“Padahal harga besi naik, harga semen naik, tapi pengembang tidak boleh menjual diatas harga yang ditetapkan pemerintah.” Keluhnya lebih lanjut.
Upaya mengatasi kecemasan tersebut diataslah REI KALBAR berupaya menyelenggarakan DIKLAT bagi para Pemimpin Perusahaan Pengembang. DIKLAT dikhususkan untuk para Direktur, para Manager, dan Komisaris.
DIKLAT yang dilaksanakan tgl 4-5/9/2022 di Hotel Golden Tulip Pontianak itu, menghadirkan narasumber dari Badan DIKLAT DPP REI Pusat, Para profesional di bidangnya masing-masing.
Ketua DPD REI KALBAR Isnaini berharap setelah kegiatan Diklat yang dilaksanakan, anggota REI mendapat semangat baru, optimisme baru. “Walaupun ada ancaman krisis, tapi mereka sudah punya solusi, dan dapat semangat baru untuk terus menjalankan usahanya.” Harap Isnaini.(Kun)