( Ilustrasi/ist ).
Oleh Rosadi Jamani
ESOK sebuah klimak dinanti. Putusan MKMK. Mata rakyat Indonesia tertuju ke sini. Ada yang berdebar-debar. Ada juga yang biasa saja. Siap-siap gelar tikar. Apa yang akan terjadi?
Narasi pertama, Keputusan MK No. 90 final dan binding. Tak ada obatnya untuk dibatalkan. Keputusan MKMK hanya untuk etik hakim MK. Bisa dipecat, bisa juga diberi peringatan. Gibran pun mulus.
Narasi kedua, keputusan MK memang final dan binding. Tapi, prosesnya cacat. Buktinya, hakim disidang MKMK. Karena prosesnya cacat, apapun dihasilkan dari putusan itu (MK 90) juga cacat. Siapapun menggunakan putusan ini untuk pengajuan Capres dan Cawapres, cacat. Legitimasinya juga menjadi cacat. Dugaan publik selama ini benar, bahwa MK 90 dirancang khusus untuk Gibran. MK menjadi Mahkamah Keluarga.
Narasi ketiga. Putusan MKMK tidak bisa membatalkan MK 90. Tapi, prosesnya cacat prosedur. Untuk menganulir putusan MK 90 itu, caranya diajukan lagi ke MK. Biar hakim MK menguji kembali keputusan MK 90 itu.
Kira-kira tiga narasi itu yang begitu dahsyat disemburkan jelang Prof Jimly ketuk palu. Narasi mana yang akan mengemuka, lihat esok wak. Keputusan MKMK menjadi klimak. Sebab menjadi pertaruhan pencalonan Prabowo – Gibran. Ada dua kemungkinan bagi koalisi gemuk ini, tetap Prabowo – Gibran dengan segala konsekuensinya. Atau, mengganti Gibran dengan figur lain. Bila Gibran diganti, isu politik dinasti mereda. Momen inilah yang ditunggu publik pasca putusan MKMK esok.
Bila Prabowo tetap gandeng Gibran, isu politik dinasti tak bisa dihindarkan. Pilpres 2024 akan dibayangi isu besar ini. Jokowi sebagai presiden sekaligus ayah Gibran akan terseret arus politik dinasti ini. Oleh media Barat, demokrasi Indonesia telah mati. Tapi, bila Gibran diganti, isu inipun akan mereda secara perlahan. Jokowi bisa di posisi netral sesungguhnya. Pertarungan Pilpres menjadi asyik ditonton.
Begitu pentingnya putusan MKMK esok, berharap Prof Jimly dan dua kawannya tetap prima. Jangan sampai masuk angin pula. Tetap sehat selalu Prof, rakyat sedang menunggu ketuk palumu.
#camanewak